Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya Ridwan Setiawan, saya sekolah
tingkat SMA kelas X bagian MIA di SMA N 38 Jakarta. Kali ini saya akan
membagikan pengetahuan saya tentang indahnya sabar.
Menurut pengalaman saya, banyak yang
selalu menyarankan saya untuk marah ketika saya dijahili, dicaci-maki, dan
dicemoohkan, padahal saya ingin sekali untuk tidak marah dan mengabaikan hal
itu. Saya berusaha untuk mengingatkan ke teman saya kalau saya ingin sabar,
mulai dari beberapa hal yang memotivasi saya untuk sabar, bahkan hingga
ayat-ayat Al-Qur’an, tapi nyatanya mereka ingin saya marah ketika diperlakukan
tidak menyenangkan. Saya bingung sama teman-teman saya... saya, kan boleh
menentukan hak saya untuk marah atau sabar. Katanya, sih kalau orang nggak bisa
marah itu lemah. Emang, sih... tapi kan nggak selamanya. Kata salah satu robot
yang ada di film Transformers (saya kurang tahu yang ke berapa)
“...Tapi, biasanya yang menang adalah pecundang”, atau mungkin “...Tapi,
pecundanglah yang biasanya menang” (mungkin saya lupa susunan katanya). Kata-kata
itu mungkin ada benarnya juga kalau ada doa, usaha, ikhtiar, dan tawakkal dari
kalian.
Mungkin kamu nggak tahu kalau ada hal yang menyenangkan untuk
menyalurkan rasa amarah. Kalian bisa mengekspresikan amarah kalian seperti
ketika mandi, berteriaklah di kolam anda. Kalian bisa marah sepuasnya di kolam
tersebut. Nanti juga ketika orang lewat, pasti dia hanya mendengar suara vokal
dan gelembung yang meletus di kolam (seperti “Agleblekglebuk,”). Atau carilah
hal-hal yan menyenangkan seperti menggambar. Menggambar adalah salah satu
penyaluran emosi saya. Karena menggambar itu bisa mengekspresikan emosi saya
(mungkin kamu juga). Saya terinspirasi dengan sebuah video yang dimana seoang
anak itu selalu mendengar orangtuanya bertengkar, apalagi dia selalu di
caci-maki temannya. Tapi, setelah dia dihajar temannya di sekolahya, dia
melihat seorang perempuan yang bermain sesuatu (saya lupa apa namanya (yang ada
8 kotak dan 1 setengah lingkaran)). Saat
sepi, dia bermain permainan itu dan menari ala modern (mungkin break dance).
Akhirnya, saat hari berikutnya di sekolah, dia mendapat surat di mejanya, dia
buka, dan tulisannya adalah ”Teach us”. Dan saya termotivasi dari film
itu untuk sabar, karena balasannya juga nanti dapet sendiri. Saya juga
termoivasi dengan cerita Muhammad yang diludahi dan memberi makan orang buta
yang kafir. Subahaanallaah, sabarnya dia. Oh iya, kalau Nabi Muhammad melakukan
kesalahan, dia akan meminta maaf dan memeluk orang yang disakitinya.
Subahaanallaah. Oleh karena itu, marilah mencoba untuk berperilaku sabar.
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang menyatakan kalau
kita harus sabar. Hadis yang saya tahu hanya ini:“Janganlah kamu suka marah,
maka bagimu surga.” Artinya kalau kita
sabar, surgalah balasannya. Al-Qur’an yang saya tahu adalah Q.S. An-Nahl ayat
126 yang berbunyi seperti ini:
Dan jika kamu memberikan balasan, Maka
balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu[846].
akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi
orang-orang yang sabar. [846] maksudnya pembalasan yang
dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas
kita.
Artinya,
lebih baik bersabar daripada membalas perbuatannya karena itulah yang Allah
SWT. suka dari kita yang suka sabar. Saya menemukan sebuah ayat yang di mana
hal ini yang biasa saya lakukan jika saya akan bertemu dengan orang yang
jahilnya keterlaluan terhadap saya. Bunyi artinya seperti ini:
Dan Bersabarlah terhadap apa yang mereka
ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. (Q.S. Al-Muzzammil 73:10)
Artinya, kita boleh menjauhinya, tapi dengan
cara yang baik seperti melarikan diri darinya untuk tidak membuat sebuah
masalah. Lagipula, saya juga merasa malas kalau ada sebuah masalah saja yang mengundang
amarah saya meningkat.
Mungkin
itu saja yang bisa saya bagikan kepadamu. Kalau bisa, saya ingin menulis sebuah
buku yang berceritakan persahabatan seorang wanita yang solehah dengan seekor
naga yang ramah. Di situ, aku juga akan menyelipkan beberapa amanat yang
tersirat tentang IQ, EQ, dan SQ yang mungkin akan bermanfaat. Saya berniat
menuliskan bukunya jika saya mungkin punya inspirasi dan beberapa survei yang
cocok, soalnya pengetahuan saya masih kurang walaupun saya bisa sedikit
membayang-bayangkannya. Lagipula, saya bisa menggambarkan karakternya.
Sudahlah, tidak penting. Sekian dari saya dan kurang lebihnya mohon maaf kalau
ada salah ketik atau arti. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar